Kamis, 03 Januari 2013

Isyarat Hati Tanpa Syarat


Masih lekat tentang ingatan itu, pesta dansa yang begitu megah dan indah.Indah bagi Harley Hermes yang kini sedang jatuh cinta.Dia tersenyum sendiri ketika ingat waktu pertama kali melihat gadis itu dan langsung mengajak berdansa.Gaun merah marun menambah kecantikannya yang seakan menaklukkan dunia, dan Harley semakin terbuai.Ini bukan kali pertama dia bertemu atau kenal dengan wanita cantik.Namun kali ini begitu berkesan.
Dansa Waltz itu menjadi sangat indah baginya sejak kala itu, karena sejak itulah dia merasa menjadi lelaki sejati, menjadi lelaki yang sebenarnya, yang selama ini ayahnya keluhkan karena dia tidak memiliki itu.Selama ini seorang Harley sangat dimanja keluarga sehingga sifat kanak-kanaknya masih melekat. Tapi perubahan itu terjadi seketika ketika bertemu sang putrinya, Diana Kenward.
Gerak lincah tubuhnya saat berdansa membuatnya terbuai.Kerapihan gerakan kaki dan kefasihannya dalam berdansa menyebabkan Harley mabuk kepayang.Dan romantisme terjadi ketika musik itu beralih sendu dan menuntut gerakan tertentu saja, pelan dan syahdu.Gerakan itu tidak terlalu banyak lagi, sehingga yang ada hanya tatapan mata mereka berdua yang begitu dekat dan pegangan tangan yang menyebabkan aliran darah semakin cepat.
Namun Harley hanya tersenyum miris karena ternyata Diana adalah teman dekat kakaknya sendiri, David.Atau mungkin ada hubungan yang lebih khusus diantara mereka berdua, Harley tidak tahu.
☺☺☺
Hubungan mereka semakin dekat dan entah mengapa seiring berjalannya waktu mereka kian mempunyai banyak kesamaan. Harley yang tidak suka membaca buku kini lebih banyak menemani Diana di perpustakaan dalam waktu yang lama, Library Of Birmingham, dan seakan menemukan dunia baru karena setidaknya dia juga ikut membaca beberapa buku. Jika tidak, mereka makan ice cream di central park sambil membicarakan tentang mereka masing-masing.Menguraikan tentang dirinya dan mencoba menjadi orang yang paling jujur dihadapan mereka masing-masing.
“Beberapa kupu-kupu pergi setelah menyentuh putik bunga, beberapa merpati hadir membawa cinta.Namun Hachiko* tetap setia menunggu majikannya di stasiun yang ternyata telah tiada.”
Harley menatap Diana sebentar lalu kembali pura-pura sibuk dengan makanannya.
“Kau merindukan David?”Harley bertanya tanpa melihat kearah Diana.
Diana mendesah, dia juga tidak tahu apa yang harus dia katakan.
“Ceritakan padaku tentang masalahmu. Mungkin saja aku bisa membantu.”Harley berujar.
“Aku tidak tahu, Harley.Ini sangat sulit.”
Harley memperhatikan Diana yang terlihat sangat kebingungan.Dia tidak tega melihat gadis disampingnya itu merasa sulit.Dia menunggu Diana meneruskan kata-katanya.
“Aku memang sangat dekat dengan David.Sudah lama kita seperti ini.Selalu bersama. Dan kita juga tahu perasaan kita masing-masing, tapi….” Dia manahan suaranya dan menatap Harley di sudut yang sangat dalam.
“Wanita tidak suka menunggu, Harley.Tapi aku tetap menunggu dan aku bersabar.Oleh sebab itu aku bingung.”
David dan Diana saling mencintai, mereka telah berbagi suka duka sejak lama. Namun David tak juga mengungkapkan perasaannya, entah apa yang dia tunggu, dan Diana senantiasa menunggu untuk memastikan tentang perasaannya selama ini. Apapun alurnya, seorang akan tiba pada masa keresahan karena pertanyaan yang tak kunjung terjawab. Diana kian merasa bahwa David hanya menganggap dia teman biasa, tapi sebagian dari dirinya yang lain mengatakan bahwa David adalah belahan jiwanya, dan hatinya juga tidak ingin terlepas begitu saja dari perasaan yang selama ini telah terpelihara dengan sangat baik.
“Diana,,,” Harley menggenggam kuat tangan Diana.
“Aku tahu bagaimana kakakku. Aku tahu David.Dia tidak mungkin mempermainkan kamu.Dia orang yang sangat baik.Maka dari itu kamu tidak usah lagi bingung.Aku pastikan kalian akan bersama jika dia telah kembali nanti.”
Diana mengangguk dan menyampaikan rasa terimakasihnya.
Kini, tak ada kecanggungan lagi diantara mereka.Banyak menghabiskan waktu bersama dan saling berbagi sudah menjadi kebiasaan bagi mereka.Dan Harleypun kini telah menjadi lelaki yang bijaksana.
“Diana!” Harley menunggunya didepan pintu perpustakaan, dan begitu melihat sosok yang dia nantikan dia segera berteriak dan melambaikan tangan.
“Hei, sudah lama menunggu?”Diana menyambut Harley dengan senyuman termanisnya.
“Tidak, aku baru saja sampai.”
“Okay, kalau begitu kita kemana?”
Harley hanya memberi kode agar Diana mengikutinya dan tak ada penolakan sama sekali dari Diana.
Mereka berlari cepat ketika di kejar oleh guyuran hujan di central park, mencari tempat untuk berteduh. Namun gagal, langkah mereka kalah cepat dengan air hujan yang kian lama kian deras.Basah kuyup sudah tak heran lagi.Kepalang basah mereka tak mengelak, mereka beralih menikmati guyuran hujan itu.Menikmati tetesan air yang membasahi wajah.Setiap tetesnya yang turun membawa pergi keresahan yang menyelimuti hati.
“Rasakan tetesan air yang begitu lembut menyentuh kita. Membawa kita pada keindahan dunia di sisi yang lain. Kita akan terbawa pada surga yang kita impikan.”Harley berkata lantang sambil menelentangkan tangan, menghadap ke langit dan seakan mendapatkan kebahagiaan yang tak ternilai, dia tebarkan senyum yang merekah.
Diana, entah kenapa hatinya berdesir seketika mendengar kata-kata yang dilontarkan Harley.Dia tatap wajah Harley dengan penuh perasaan.Diana sangat terkesan dengan kata yang didengarnya baru saja. Entah apa yang dia rasakan. Melihat wajah Harley yang begitu tulus dan selama ini senantiasa berada di sisinya tapi dia juga tidak mengharapkan apa-apa.Perasaan Diana bercampur aduk, apakah harus senang dengan ini karena ternyata dia baru menyadari bahwa hatinya telah berpaling kepada orang yang disampingnya?Sungguh, hatinya telah mulai hilang kesabaran atas David. Atau harus sedih karena entah apa yang akan terjadi nantinya diantara mereka berdua? Airmatanya menetes yang terus disapu oleh air hujan.
Harley tidak tahu kalau sedang diperhatikan.Matanya tertutup rapat dan sangat menikmati bulir air yang terus menghampirinya.Tiba-tiba ada yang menubruk dan hampir saja dia kehilangan keseimbangan.Seseorang tiba-tiba berada dipelukannya.
Harley kebingungan mendapatkan Diana memeluk erat tubuhnya, tapi sejujurnya dia senang.
“Diana? Kenapa?”Pelan-pelan Harley melepaskan Diana dan risau karena Diana terisak.
“Ada apa? Ada sesuatu yang mengganggumu?”Diana menggeleng.
“Ada yang salah dengan kata-kataku?” Sekali lagi Diana hanya menggerakkan kepalanya.
“Lalu?”Diana tetap tak menjawab.Hingga Harley mengatakan sesuatu yang tak pernah Diana harapkan.
“Atau kamu terharu dengan sebuah berita bahagia itu kan?” Diana mengangkat wajah dan berekspresi bertanya-tanya.
“Oh ya, aku baru saja mau mengatakan bahwa besok David akan kembali. Dia akan tiba kira-kira jam 9 pagi. Kamu pasti senang kalian akan bersama-sama lagi, kan?”Harley menebarkan senyum tulusnya.
Tapi kenyataan itu lain rasanya bagi Diana. Dia sama sekali tak merasakan kebahagiaan dengan adanya kabar itu. Berbagai kekhawatiran berkecamuk dalam otaknya.Akhirnya Diana ambruk tak dapat menopang tubuhnya.Dia tersungkur dan airmatanya kembali mengalir.Dia merasa limbung dan tak punya arah.
Bagaimana caranya mengatakan kepada David bahwa dia tak mencintainya lagi?
Bagaimana jika akhirnya David tak bisa memaafkan dan membenci adiknya sendiri, Harley?
“Diana, kamu kenapa? Ada apa? Apa yang membuatmu seperti ini dari tadi? Apa alasannya?”Harley mengguncang tubuh Diana yang tetap bergeming dan tak mengeluarkan suara.Harley merasa bingung dan resah melihat Diana yang tampak begitu terpukul.Kemudian Harley memutuskan untuk menenangkan Diana terlebih dahulu, dia menuntunnya ke tempat duduk di sudut pohon akasia. Setelah itu Harley hanya menunggu tanpa bertanya lagi karena apapun yang Diana rasakan nantinya pasti akan ia ungkapkan jika dia mau. Menunggu dalam kedinginan, Harley memakaikan jaketnya kepada Diana yang tampak begitu kedinginan.
“Harley.” Suara Diana yang sangat pelan cukup jelas di telinga Harley membuat dia spontan mengangkat wajah.
“Ya.”
“Aku tidak senang David datang.Aku sangat tidak senang.” David terperangah, terkejut akan ungkapan itu. Tapi bibirnya begitu kelu untuk menanyakan lebih lanjut.
“Entah kenapa dan dari kapan hati ini sangat tenang dan bahagia ketika bersamamu, aku baru sadar bahwa hatiku sudah tidak bisa menunggunya lebih lama lagi.Hatiku sudah hilang kesabaran.Dan kini aku baru sadar bahwa aku tidak mau kehilangan masa-masa indah bersamamu.Aku tidak mau kebersamaan kita berakhir sampai disini setelah kedatangan David.Aku mencintaimu.”
Wahai, betapa langit terasa runtuh mendengar penjelasan Diana. Dia tidak menyangka ini bisa benar-benar terjadi, tapi benar apa yang dikatakan Diana bahwa mereka berada dibelakang David. Apa yang harus dia lakukan?
“Harley, tolong katakan padaku bahwa aku akan selalu bersamamu dan menghabiskan waktu bersamamu.Aku tidak tahu kenapa hati ini tertuju padamu, namun perasaan ini begitu kuat sehingga ada rasa takut yang mendalam.”
Harley tak dapat berkata banyak karena dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan namun dia juga tidak ingin menyiksa batin Diana. Harley membenamkan Diana kedalam pelukannya yang seakan memberi kekuatan agar Diana tidak takut lagi.
☺☺☺
HARLEY HERMES
Kami bertiga hanya diam, tak berani bersuara walau sedikitpun. Bandara International Of Heathrow semakin ramai, namun aku tak merasakan itu. Aku merasa hanya ada kita bertiga disini, diam tanpa kata dan sunyi. Aku merasa bersalah karena telah sengaja dekat dengan Diana.Tapi itu semua terjadi secara tiba-tiba. Aku tidak pernah merencanakan akan merebut Diana darinya. Aku memang menyukainya sejak awal bertemu, namun selalu bersamanya setiap waktu karena hanya ingin mengisi kekosongannya untuk sementara waktu selama dia ditinggalkan David.Aku benar-benar brengsek.
“Kakak, aku akan pergi.Aku yang salah dan aku akan mengembalikan Diana padamu.”Mata mereka berdua langsung menghujam kearahku.Aku tak berani membalas tatapan itu dan hanya menunduk.
“Kamu mencintainya kan?” David sekarang didekatku dan bicara pelan, hampir berbisik.
Aku menggeleng kaku, sudah jelas aku membohongi diri sendiri.
“Baiklah, aku tahu bahwa kamu mencintainya jadi jangan berbohong sebelum aku marah.”Matanya semerah saga dan nafasnya memburu.Aku yakin David sangat terpukul dengan kenyataan ini.Ini adalah kenyataan paling pahit bagi dirinya karena harus berperang batin dengan aku, adiknya sendiri.
“Sekarang aku baru sadar akan kelemahanku.Selama ini aku hanya tahu kelebihanku.Ternyata hal sekecil apapun harus diperhatikan.Aku baru sadar bahwa aku tak sehebat seperti yang aku kira dalam masalah cinta. Selama ini aku tak khawatir bahwa Diana akan berpaling pada yang lain, namun ternyata dia juga punya batas kesabaran menungguku.”
David pergi bersama segala keresahannya, meninggalkan kami berdua yang sibuk dengan kekacauan masing-masing.Aku tatap Diana yang tampak kebingungan. Aku tak tega melihatnya lagi meneteskan airmata, ia pasti juga ketakutan dengan masalah ini. Aku angkat wajahnya yang tertunduk dan sudah penuh airmata, kuusap dengan kedua jariku, dia hanya bergeming. Aku mentapnya dalam, meminta maaf karena baru saja dia seperti dipermainkan. Aku baru saja mengatakan bahwa aku tak mencintainya didepan David, namun sebenarnya aku sangat menyayanginya.Aku menyayangi mereka berdua dan tak ingin kehilangan salah satunya.David tetap saudaraku dan Diana adalah kekasihku.Karena hati ini tak bisa memilih.Isyarat hati ini mengatakan bahwa aku mencintai mereka tanpa syarat dan tak ada satupun yang menuntut atau dituntut.
“Maafkan aku!”Aku menarik tubuhnya dan memeluknya dengan penuh kasih demi meringankan semua bebannya.
THE END
*Cerita tentang seekor anjing yang selalu menunggu majikannya di stasiun kereta, dalam film Hachiko A Dog’s Story.
Penulis : Sri Wahyuni
Semoga bisa menghibur kalian :)