Masih lekat tentang ingatan itu, pesta dansa yang begitu megah dan
indah.Indah bagi Harley Hermes yang kini sedang jatuh cinta.Dia tersenyum
sendiri ketika ingat waktu pertama kali melihat gadis itu dan langsung mengajak
berdansa.Gaun merah marun menambah kecantikannya yang seakan menaklukkan dunia,
dan Harley semakin terbuai.Ini bukan kali pertama dia bertemu atau kenal dengan
wanita cantik.Namun kali ini begitu berkesan.
Dansa Waltz itu menjadi sangat indah baginya sejak kala itu, karena
sejak itulah dia merasa menjadi lelaki sejati, menjadi lelaki yang sebenarnya,
yang selama ini ayahnya keluhkan karena dia tidak memiliki itu.Selama ini
seorang Harley sangat dimanja keluarga sehingga sifat kanak-kanaknya masih
melekat. Tapi perubahan itu terjadi seketika ketika bertemu sang putrinya,
Diana Kenward.
Gerak lincah tubuhnya saat berdansa membuatnya terbuai.Kerapihan
gerakan kaki dan kefasihannya dalam berdansa menyebabkan Harley mabuk
kepayang.Dan romantisme terjadi ketika musik itu beralih sendu dan menuntut
gerakan tertentu saja, pelan dan syahdu.Gerakan itu tidak terlalu banyak lagi,
sehingga yang ada hanya tatapan mata mereka berdua yang begitu dekat dan
pegangan tangan yang menyebabkan aliran darah semakin cepat.
Namun Harley hanya tersenyum miris karena ternyata Diana adalah
teman dekat kakaknya sendiri, David.Atau mungkin ada hubungan yang lebih khusus
diantara mereka berdua, Harley tidak tahu.
☺☺☺
Hubungan mereka semakin dekat dan entah mengapa seiring berjalannya
waktu mereka kian mempunyai banyak kesamaan. Harley yang tidak suka membaca
buku kini lebih banyak menemani Diana di perpustakaan dalam waktu yang lama,
Library Of Birmingham, dan seakan menemukan dunia baru karena setidaknya dia
juga ikut membaca beberapa buku. Jika tidak, mereka makan ice cream di central
park sambil membicarakan tentang mereka masing-masing.Menguraikan tentang
dirinya dan mencoba menjadi orang yang paling jujur dihadapan mereka
masing-masing.
“Beberapa kupu-kupu pergi setelah menyentuh putik bunga, beberapa
merpati hadir membawa cinta.Namun Hachiko* tetap setia menunggu majikannya di
stasiun yang ternyata telah tiada.”
Harley menatap Diana sebentar lalu kembali pura-pura sibuk dengan
makanannya.
“Kau merindukan David?”Harley bertanya tanpa melihat kearah Diana.
Diana mendesah, dia juga tidak tahu apa yang harus dia katakan.
“Ceritakan padaku tentang masalahmu. Mungkin saja aku bisa
membantu.”Harley berujar.
“Aku tidak tahu, Harley.Ini sangat sulit.”
Harley memperhatikan Diana yang terlihat sangat kebingungan.Dia
tidak tega melihat gadis disampingnya itu merasa sulit.Dia menunggu Diana
meneruskan kata-katanya.
“Aku memang sangat dekat dengan David.Sudah lama kita seperti
ini.Selalu bersama. Dan kita juga tahu perasaan kita masing-masing, tapi….” Dia
manahan suaranya dan menatap Harley di sudut yang sangat dalam.
“Wanita tidak suka menunggu, Harley.Tapi aku tetap menunggu dan aku
bersabar.Oleh sebab itu aku bingung.”
David dan Diana saling mencintai, mereka telah berbagi suka duka
sejak lama. Namun David tak juga mengungkapkan perasaannya, entah apa yang dia
tunggu, dan Diana senantiasa menunggu untuk memastikan tentang perasaannya
selama ini. Apapun alurnya, seorang akan tiba pada masa keresahan karena
pertanyaan yang tak kunjung terjawab. Diana kian merasa bahwa David hanya
menganggap dia teman biasa, tapi sebagian dari dirinya yang lain mengatakan
bahwa David adalah belahan jiwanya, dan hatinya juga tidak ingin terlepas
begitu saja dari perasaan yang selama ini telah terpelihara dengan sangat baik.
“Diana,,,” Harley menggenggam kuat tangan Diana.
“Aku tahu bagaimana kakakku. Aku tahu David.Dia tidak mungkin
mempermainkan kamu.Dia orang yang sangat baik.Maka dari itu kamu tidak usah
lagi bingung.Aku pastikan kalian akan bersama jika dia telah kembali nanti.”
Diana mengangguk dan menyampaikan rasa terimakasihnya.
Kini, tak ada kecanggungan lagi diantara mereka.Banyak menghabiskan
waktu bersama dan saling berbagi sudah menjadi kebiasaan bagi mereka.Dan
Harleypun kini telah menjadi lelaki yang bijaksana.
“Diana!” Harley menunggunya didepan pintu perpustakaan, dan begitu
melihat sosok yang dia nantikan dia segera berteriak dan melambaikan tangan.
“Hei, sudah lama menunggu?”Diana menyambut Harley dengan senyuman
termanisnya.
“Tidak, aku baru saja sampai.”
“Okay, kalau begitu kita kemana?”
Harley hanya memberi kode agar Diana mengikutinya dan tak ada
penolakan sama sekali dari Diana.
Mereka berlari cepat ketika di kejar oleh guyuran hujan di central
park, mencari tempat untuk berteduh. Namun gagal, langkah mereka kalah cepat
dengan air hujan yang kian lama kian deras.Basah kuyup sudah tak heran
lagi.Kepalang basah mereka tak mengelak, mereka beralih menikmati guyuran hujan
itu.Menikmati tetesan air yang membasahi wajah.Setiap tetesnya yang turun membawa
pergi keresahan yang menyelimuti hati.
“Rasakan tetesan air yang begitu lembut menyentuh kita. Membawa
kita pada keindahan dunia di sisi yang lain. Kita akan terbawa pada surga yang
kita impikan.”Harley berkata lantang sambil menelentangkan tangan, menghadap ke
langit dan seakan mendapatkan kebahagiaan yang tak ternilai, dia tebarkan
senyum yang merekah.
Diana, entah kenapa hatinya berdesir seketika mendengar kata-kata
yang dilontarkan Harley.Dia tatap wajah Harley dengan penuh perasaan.Diana
sangat terkesan dengan kata yang didengarnya baru saja. Entah apa yang dia
rasakan. Melihat wajah Harley yang begitu tulus dan selama ini senantiasa
berada di sisinya tapi dia juga tidak mengharapkan apa-apa.Perasaan Diana
bercampur aduk, apakah harus senang dengan ini karena ternyata dia baru
menyadari bahwa hatinya telah berpaling kepada orang yang disampingnya?Sungguh,
hatinya telah mulai hilang kesabaran atas David. Atau harus sedih karena entah
apa yang akan terjadi nantinya diantara mereka berdua? Airmatanya menetes yang
terus disapu oleh air hujan.
Harley tidak tahu kalau sedang diperhatikan.Matanya tertutup rapat
dan sangat menikmati bulir air yang terus menghampirinya.Tiba-tiba ada yang
menubruk dan hampir saja dia kehilangan keseimbangan.Seseorang tiba-tiba berada
dipelukannya.
Harley kebingungan mendapatkan Diana memeluk erat tubuhnya, tapi
sejujurnya dia senang.
“Diana? Kenapa?”Pelan-pelan Harley melepaskan Diana dan risau
karena Diana terisak.
“Ada apa? Ada sesuatu yang mengganggumu?”Diana menggeleng.
“Ada yang salah dengan kata-kataku?” Sekali lagi Diana hanya
menggerakkan kepalanya.
“Lalu?”Diana tetap tak menjawab.Hingga Harley mengatakan sesuatu
yang tak pernah Diana harapkan.
“Atau kamu terharu dengan sebuah berita bahagia itu kan?” Diana
mengangkat wajah dan berekspresi bertanya-tanya.
“Oh ya, aku baru saja mau mengatakan bahwa besok David akan
kembali. Dia akan tiba kira-kira jam 9 pagi. Kamu pasti senang kalian akan
bersama-sama lagi, kan?”Harley menebarkan senyum tulusnya.
Tapi kenyataan itu lain rasanya bagi Diana. Dia sama sekali tak
merasakan kebahagiaan dengan adanya kabar itu. Berbagai kekhawatiran berkecamuk
dalam otaknya.Akhirnya Diana ambruk tak dapat menopang tubuhnya.Dia tersungkur
dan airmatanya kembali mengalir.Dia merasa limbung dan tak punya arah.
Bagaimana caranya mengatakan kepada David bahwa dia tak
mencintainya lagi?
Bagaimana jika akhirnya David tak bisa memaafkan dan membenci
adiknya sendiri, Harley?
“Diana, kamu kenapa? Ada apa? Apa yang membuatmu seperti ini dari
tadi? Apa alasannya?”Harley mengguncang tubuh Diana yang tetap bergeming dan
tak mengeluarkan suara.Harley merasa bingung dan resah melihat Diana yang
tampak begitu terpukul.Kemudian Harley memutuskan untuk menenangkan Diana
terlebih dahulu, dia menuntunnya ke tempat duduk di sudut pohon akasia. Setelah
itu Harley hanya menunggu tanpa bertanya lagi karena apapun yang Diana rasakan
nantinya pasti akan ia ungkapkan jika dia mau. Menunggu dalam kedinginan,
Harley memakaikan jaketnya kepada Diana yang tampak begitu kedinginan.
“Harley.” Suara Diana yang sangat pelan cukup jelas di telinga
Harley membuat dia spontan mengangkat wajah.
“Ya.”
“Aku tidak senang David datang.Aku sangat tidak senang.” David
terperangah, terkejut akan ungkapan itu. Tapi bibirnya begitu kelu untuk menanyakan
lebih lanjut.
“Entah kenapa dan dari kapan hati ini sangat tenang dan bahagia
ketika bersamamu, aku baru sadar bahwa hatiku sudah tidak bisa menunggunya
lebih lama lagi.Hatiku sudah hilang kesabaran.Dan kini aku baru sadar bahwa aku
tidak mau kehilangan masa-masa indah bersamamu.Aku tidak mau kebersamaan kita
berakhir sampai disini setelah kedatangan David.Aku mencintaimu.”
Wahai, betapa langit terasa runtuh mendengar penjelasan Diana. Dia
tidak menyangka ini bisa benar-benar terjadi, tapi benar apa yang dikatakan
Diana bahwa mereka berada dibelakang David. Apa yang harus dia lakukan?
“Harley, tolong katakan padaku bahwa aku akan selalu bersamamu dan
menghabiskan waktu bersamamu.Aku tidak tahu kenapa hati ini tertuju padamu,
namun perasaan ini begitu kuat sehingga ada rasa takut yang mendalam.”
Harley tak dapat berkata banyak karena dia juga tidak tahu apa yang
harus dia lakukan namun dia juga tidak ingin menyiksa batin Diana. Harley
membenamkan Diana kedalam pelukannya yang seakan memberi kekuatan agar Diana
tidak takut lagi.
☺☺☺
HARLEY HERMES
Kami bertiga hanya diam, tak berani bersuara walau sedikitpun.
Bandara International Of Heathrow semakin ramai, namun aku tak merasakan itu. Aku
merasa hanya ada kita bertiga disini, diam tanpa kata dan sunyi. Aku merasa
bersalah karena telah sengaja dekat dengan Diana.Tapi itu semua terjadi secara
tiba-tiba. Aku tidak pernah merencanakan akan merebut Diana darinya. Aku memang
menyukainya sejak awal bertemu, namun selalu bersamanya setiap waktu karena
hanya ingin mengisi kekosongannya untuk sementara waktu selama dia ditinggalkan
David.Aku benar-benar brengsek.
“Kakak, aku akan pergi.Aku yang salah dan aku akan mengembalikan
Diana padamu.”Mata mereka berdua langsung menghujam kearahku.Aku tak berani
membalas tatapan itu dan hanya menunduk.
“Kamu mencintainya kan?” David sekarang didekatku dan bicara pelan,
hampir berbisik.
Aku menggeleng kaku, sudah jelas aku membohongi diri sendiri.
“Baiklah, aku tahu bahwa kamu mencintainya jadi jangan berbohong
sebelum aku marah.”Matanya semerah saga dan nafasnya memburu.Aku yakin David
sangat terpukul dengan kenyataan ini.Ini adalah kenyataan paling pahit bagi
dirinya karena harus berperang batin dengan aku, adiknya sendiri.
“Sekarang aku baru sadar akan kelemahanku.Selama ini aku hanya tahu
kelebihanku.Ternyata hal sekecil apapun harus diperhatikan.Aku baru sadar bahwa
aku tak sehebat seperti yang aku kira dalam masalah cinta. Selama ini aku tak
khawatir bahwa Diana akan berpaling pada yang lain, namun ternyata dia juga
punya batas kesabaran menungguku.”
David pergi bersama segala keresahannya, meninggalkan kami berdua
yang sibuk dengan kekacauan masing-masing.Aku tatap Diana yang tampak
kebingungan. Aku tak tega melihatnya lagi meneteskan airmata, ia pasti juga
ketakutan dengan masalah ini. Aku angkat wajahnya yang tertunduk dan sudah
penuh airmata, kuusap dengan kedua jariku, dia hanya bergeming. Aku mentapnya
dalam, meminta maaf karena baru saja dia seperti dipermainkan. Aku baru saja
mengatakan bahwa aku tak mencintainya didepan David, namun sebenarnya aku
sangat menyayanginya.Aku menyayangi mereka berdua dan tak ingin kehilangan
salah satunya.David tetap saudaraku dan Diana adalah kekasihku.Karena hati ini
tak bisa memilih.Isyarat hati ini mengatakan bahwa aku mencintai mereka tanpa
syarat dan tak ada satupun yang menuntut atau dituntut.
“Maafkan aku!”Aku menarik tubuhnya dan memeluknya dengan penuh
kasih demi meringankan semua bebannya.
THE END
*Cerita tentang seekor anjing yang selalu menunggu majikannya di
stasiun kereta, dalam film Hachiko A Dog’s Story.
Penulis : Sri Wahyuni
Semoga bisa menghibur kalian :)